SIG adalah Skala Intensitas Gempabumi. Skala ini menyatakan dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya gempabumi. Skala Intensitas Gempabumi (SIG-BMKG) digagas dan disusun dengan mengakomodir keterangan dampak gempabumi berdasarkan tipikal budaya atau bangunan di Indonesia. Skala ini disusun lebih sederhana dengan hanya memiliki lima tingkatan yaitu I-V.
SIG-BMKG diharapkan bermanfaat untuk digunakan dalam penyampaian informasi terkait mitigasi gempabumi dan atau respon cepat pada kejadian gempabumi merusak. Skala ini dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk dapat memahami tingkatan dampak yang terjadi akibat gempabumi dengan lebih baik dan akurat.
Skala |
Deskripsi |
MMI |
PGA (gal) |
I |
TIDAK DIRASAKAN (Not Felt) Tidak dirasakan atau dirasakan hanya oleh beberapa orang tetapi terekam oleh alat. |
I - II |
< 2.9 |
II |
DIRASAKAN (Felt) Dirasakan oleh orang banyak tetapi tidak menimbulkan kerusakan. Benda-benda ringan yang digantung bergoyang dan jendela kaca bergetar. |
III - V |
2.9-88 |
III |
KERUSAKAN RINGAN (Slight Damage) Bagian non struktur bangunan mengalami kerusakan ringan, seperti retak rambut pada dinding, atap bergeser ke bawah dan sebagian berjatuhan. |
VI |
89 - 167 |
IV |
KERUSAKAN SEDANG (Moderate Damage) Banyak Retakan terjadi pada dinding bangunan sederhana, sebagian roboh, kaca pecah. Sebagian plester dinding lepas. Hampir sebagian besar atap bergeser ke bawah atau jatuh. Struktur bangunan mengalami kerusakan ringan sampai sedang. |
VII - VIII |
168 - 564 |
V |
KERUSAKAN BERAT (Heavy Damage) Sebagian besar dinding bangunan permanen roboh. Struktur bangunan mengalami kerusakan berat. Rel kereta api melengkung. |
IX - XII |
> 564 |
Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut. Oleh itu skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain. Oleh karena itu, saat ini penggunaan Skala Richter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.
- I MMI
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang
- II MMI
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
- III MMI
Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
- IV MMI
Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
- V MMI
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
- VI MMI
Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
- VII MMI
Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
- VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
- IX MMI
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
- X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
- XI MMI
Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
- XII MMI
Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
Daftar Istilah
-
Subduksi adalah proses geologi yang berada di batas konvergen lempeng dimana lempeng satu bergerak dibawah lempeng lainnya dan menunjam ke bawah menuju lapisan mantle.
-
Sesar merupakan rekahan yang bergerak akibat dari pergerakan lempeng.
-
Episenter merupakan titik di permukaan bumi yang berada tepat diatas hiposenter. Hiposenter merupakan titik di dalam bumi dimana gempa itu terjadi.
-
Skala MMI (Modified Mercalli Intensity) merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi yang diciptakan oleh Giuseppe Mercalli, berdasarkan tingkat kerusakan dan orang-orang yang selamat dari kejadian gempa bumi.
-
Skala Richter merupakan nilai energi kegempaan yang ditunjukkan oleh alat dengan angka pecahan desimal yang ditemukan oleh Charles F. Richter.
-
Kondisi spectra 0.3 detik adalah goncangan gempa bumi pada frekuensi 3 hertz.
-
Amplifikasi merupakan penguatan pada energi seismik.
-
Seismik merupakan gelombang elastis yang terjadi karena dorongan, seperti gempa bumi.
Who is this for?
It can be used by everyone!
Limitation
Delivered with USGS feed only. More access to national API is required.
Earthquake Layers
Terdapat beberapa layer pendukung yang dapat digunakan sebagai overlay untuk memperkaya visual saat melakukan kajian. Layer-layer tersebut dapat dicari dengan kata kunci semisal gempa atau earthquake. Salah satu layer yang digunakan dalam katalog data adalah Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi skala 50k dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM. Data KRB Gempa Bumi tersebut ditentukan berdasarkan analisis bahaya gempa bumi menggunakan metode Probabilisitic Seismic Hazard Analysis (PSHA) dan dibuat berdasarkan 3 parameter, yaitu: sumber Gempa Bumi (subduksi dan sesar), amplifikasi batuan dan kegempaan (sejarah, periode ulang). Berdasarkan ketiga parameter tersebut kemudian disusun simulasi probabilitas bahwa seismic dalam kurun waktu 500 tahun ke depan. Perhitungan percepatan Gempa Bumi dilakukan terhadap setiap titik grid dengan jarak antar titik 1 km.
Zonasi kawasan rawan Gempa Bumi didasarkan pada besaran intensitas Gempa Bumi (mmi) yang dikonversi dari nilai percepatan Gempa Bumi pada kondisi spectra 0.3 detik. Zona kerawanan potensi Gempa Bumi yang termuat dalam peta ini bersifat umum, yang diharapkan berguna sebagai informasi awal kerusakan akibat goncangan Gempa Bumi yang dapat melanda suatu daerah. Bentukan zonasi terbagi menjadi 4 KRB:
-
Kawasan Rawan Bencana Tinggi
Kisaran Intensitas > VII MMI (Modified Mercally Intensity); PGA > 0.45 g. Berpotensi terjadi retakan tanah, pelulukan (liquefaction), longsoran pada topografi terjal dan pergeseran tanah. Zona ini tersusun oleh batuan kuarter berupa alluvium, endapan pantai dan rombakan gunungapi muda yang bersifat lepas, belum kompak dan memperkuat efek goncangan Gempa Bumi, sehingga rawan Gempa Bumi. Kode warna dari zona ini adalah Rose Quartz (Merah) (RGB : 254 190 190)
-
Kawasan Rawan Bencana Menengah
Kisaran Intensitas VII ā VIII MMI; PGA 0.2 - 0.45 g. Berpotensi terjadi retakan tanah, pelulukan, longsoran pada topografi perbukitan dan pergeseran tanah dalam dimensi kecil. Pada umumnya tersusun oleh batuan tersier dan sebagian endapan kuarter. Kode warna dari zona ini adalah Solar Yellow (Kuning) (RGB : 255 255 0)
-
Kawasan Rawan Bencana Menengah
Kisaran Intensitas V ā VI MMI; PGA 0.1 - 0.2 g. Pada umumnya tersusun oleh batuan tersier. Kode warna dari zona ini adalah Peridot Green (Hijau) (RGB : 170 255 1)
-
Sangat Rendah
Kawasan berpotensi terlanda goncangan Gempa Bumi dengan skala intensitas < V MMI; PGA < 0.1 g. Tersusun oleh batuan tersier dan pra tersier dan morfologi perbukitan. Kode warna dari zona ini adalah Sugilite Blue (Biru) (RGB : 151 219 242)